BLA MAKASSAR
Jl. AP PETTARANI NO 72A

Beri Sambutan, Kepala BLAM Saprillah Ajak Segala Kalangan Kuatkan Moderasi Beragama

Kepala BLAM, Dr. H. Saprillah, M.Si, saat memberikan sambutan dalam kegiatan Diseminasi Gagasan Moderasi Beragama yang digelar di Hotel Claro, Makassar (19/12)

MAKASSAR, BLAM — Balai Litbang Agama Makassar (BLAM) tampaknya terus berupaya untuk memberikan pemahaman mengenai moderasi beragama kepada publik. Sejalan dengan program penguatan moderasi beragama yang digaungkan Kementerian Agama secara massif, BLAM kembali mengadakan diseminasi gagasan moderasi beragama.

Kegiatan yang mengundang penggagas moderasi beragama, Lukman Hakim Saifuddin, ini, dihadiri oleh sekitar 105 undangan yang memadati Mahoni Hall Hotel Claro, Makassar, pada Senin (19/12).

Mewakili panitia pelaksana, Nasrun Karami Alboneh menyampaikan bahwa moderasi beragama belakangan ini menjadi santer dibicarakan dan menjadi diskursus di berbagai kalangan. Olehnya itu, lanjutnya, harus dibarengi dengan wawasan pengetahuan yang baik mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan Moderasi Beragama.

“Pemahaman tentang konsep moderasi beragama diharapkan mampu menjadi perekat antara semangat beragama dan komitmen kebangsaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait gagasan moderasi beragama kepada publik termsuk kita semua yang ada di ruangan ini agar kita dapat memahami apa sebenarnya moderasi beragama itu,” ujar Nasrun.

Sementara itu, Kepala BLAM, Saprillah, saat menyampaikan sambutannya, mengajak seluruh kalangan untuk mengambil bagian dalam penguatan moderasi beragama. Saprillah menyebutkan bahwa karakter moderasi beragama sejatinya adalah merangkul dan mengajak.

“Siapapun kelompok yang ingin bermain di area moderasi beragama, boleh, karena memang kita butuh beragam pemain. Kita butuh sayap kanan sayap kiri,” imbuh pria yang juga dikenal sebagai instruktur nasional moderasi beragama, ini.

Saprillah mengibaratkan moderasi beragama seperti sepak bola yang butuh kerja sama dari tiap pemainnya untuk menghasilkan sebuah gol.

“Wahdah Islamiyah dan Salafi ada di sayap kanan, itu juga anak bangsa. NU, Islam Liberal mungkin ada di sayap kiri, itu juga anak bangsa. Di tengah-tengah ada Muhammadiyah, itu juga anak bangsa. Ada kawan-kawan dari PGI, Permabudhi, PHDI, dan sebagainya itu semuanya anak bangsa yang punya kesempatan untuk bermain dalam arena kebangsaan yang tentunya sesuai batasan-batasan yang kita sepakati. Batasan yang paling disepakati adalah Pancasila,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Sulsel, ini.

Di akhir sambutannya, Saprillah menegaskan bahwa moderasi beragama tidak berpotensi untuk membentuk siapa yang moderat tetapi siapa yang bisa beraktivitas dalam ruang moderasi beragama.

Kegiatan yang digelar sehari ini menghadirkan narasumber di antaranya: Dr. (HC) Lukman Hakim Saifuddin (Penggagas Moderasi Beragama), Prof. Dr. H. Muh. Ghalib, M.A. (Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar), Samsul Maarif, Ph.D. (Direktur CRCS Universitas Gajah Mada), dimoderatori oleh Suaib Prawono dan Alwiyah Nur Syarif.

Peserta kegiatan Diseminasi Gagasan Moderasi Beragama ini terdiri dari utusan UIN Alauddin Makassar, Universitas Muhammadiyah, Universitas Islam Makassar, BRIN, Kanwil Kemenag Prov. Sulsel, Kemenag Kota Makassar, Kemenag Kab. Gowa, BDK Makassar, Kesbangpol Kota Makassar, UMINDA Gowa, MAN 1 Makassar, MAN 2 Makassar, MTsN 1 Makassar, MUI Provinsi Sulsel, PWNU Sulsel, PW. Muhammadiyah Sulsel, DPW Wahdah Islamiyah Sulsel, Lakpesdam NU Sulsel, Peratuan Gereja Indonesia, Parisada Hindu Darma Indonesia, Permabudhi, Keuskupan Agung Makassar, MT Al Bahits, dan peserta internal dari BLAM.

Promosi moderasi beragama menjadi fokus utama dalam kebijakan Kementerian Agama. Melalui satkernya, berbagai strategi dilakukan secara rasional, sistematis, dan massif agar sikap dan perilaku beragama wasathiyah mampu menjadi karakter dan ruh dalam berbangsa dan bernegara. (nr)

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *