
MAKASSAR, BLAM — Balai Litbang Agama Makassar (BLAM) berkolaborasi dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam se-Indonesia (AGPAII) Sulawesi Selatan menggelar seminar internasional pada Rabu (14/12) di Hotel Harper, Makassar.
Bertajuk International Seminar on Education (Insert 1st) yang mengusung tema “Islamic Education: Policy, Technology, and Religious Moderation”, seminar ini diselenggarakan secara hybrid dan menghadirkan pakar, praktisi, pengawas dan guru pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, Muhammad Adlin Sila. Dalam sambutannya, pria asal Makassar ini mengapresiasi terselenggaranya seminar internasional ini dan berharap kegiatan semacam ini terus dilanjutkan.
Mantan Kapuslitbang Bimas ini juga menyampaikan begitu pentingnya peran guru pendidikan agama Islam dalam memerangi perilaku intoleransi di sekolah.
“Peranan dari guru agama merupakan hal yang penting dalam mengawal transformasi pendidikan. Kita ingin menumbuhkan rasa cinta akan keragaman karena itulah inti dari merdeka belajar,” ujar jebolan Antropologi School of Culture, History, and Language, College of Asia and the Pacific, Australian National University (ANU), ini.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, menyampaikan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan menyumbang kemajuan bagi suatu daerah dan bangsa.
Bupati Gowa mengatakan, pihaknya berkomitmen akan menjadikan bidang keagamaan sebagai salah satu program prioritas.
Seminar internasional ini juga turut dihadiri oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan, H. Khaeroni; Bupati Sidrap yang diwakili Kadis Disdikbud, Faizal Sehuddin; Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan, Harpansa; Kakan Kemenag Kabupaten Gowa, H. Aminuddin dan Kepala Balai Litbang Agama Makassar, Saprillah;
Beberapa yang merupakan tokoh kawakan dalam bidang pendidikan dan keagamaan di antaranya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim dan peneliti Wahid Institute, Alissa Wahid, turut menyampaikan materi via teleconference.
Istimewanya, seminar internasional ini juga menghadirkan H. Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir. Dosen Fakultas Hukum Monash University, Australia, ini menyampaikan mengulas urgensi pengenalan keberagaman terhadap siswa di sekolah.
Selain itu, President of Passion University and the Chairman of the Board of Trustees, Ismail Ahmed, juga turut hadir sebagai narasumber.
Di awal kegiatan, Ketua DPW AGPAII Sulsel, Muhammad Ikhsan, menyampaikan apresiasi atas support BLAM dalam penyelenggaraan seminar internasional ini.
AGPAII merupakan organisasi guru PAI yang memiliki visi Mewujudkan Organisasi Profesi Guru PAI yang profesional dalam rangka meningkatkan kualitas kepribadian Islam bagi peserta didik di sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. AGPAII adalah organisasi profesional keguruan yang memiliki tanggung jawab berkembang dan mengembangkan profesi keguruan, khususnya Pendidikan Agama Islam. (nr)