
PALU, BLAM – Balai Litbang Agama Makassar (BLAM) mengundang penulis dari dua jurnal, Pusaka dan Educandum, untuk mengikuti kegiatan Coaching Clinic Penulisan Jurnal di Bumi Tadulako. Penulis yang diundang merupakan penulis yang tulisannya lolos di dua jurnal tersebut. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 20-21 Oktober 2022, di Hotel Swis Bell Kota Palu ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah, Ulyas Taha.
Dalam sambutannya, Ulyas Taha menyampaikan terima kasih serta menyambut baik diadakannya kegiatan coaching clinic penulisan jurnal di wilayahnya. Pria kelahiran Gorontalo, 30 Mei 1968, ini juga berharap agar ASN Kemenag di Sulawesi Tengah nantinya juga dapat berkontribusi aktif dalam penulisan jurnal, khususnya pada jurnal terbitan Kemenag, utamanya bagi para pemangku jabatan fungsional, Guru, dosen, Widyaiswara, Perencana, Analis Kebijakan, Arsiparis, dan berbagai jabatan fungsional lainnya.
“Harapan saya, kegiatan ini bisa melahirkan aparatur Kemenag yang memiliki cara berfikir yang terbentuk dalam suatu kerangka berfikir yang mampu menguasai penyelesaian masalah dan isu strategis dalam pengambilan keputusan,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua PWNU Sulawesi Utara, ini.
Sebelumnya Kepala Balai Litbang Agama Makassar (BLAM)Saprillah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa BLAM saat ini sedang merancang sistem pengembangan habitus intelektual di Kemenag bagi yang memiliki tanggung jawab akademik, tapi tidak terbiasa dengan budaya akademik.
Menurutnya, di Kementerian Agama belum ada otoritas intelektual yang menyebabkan budaya akademik itu muncul di kalangan guru dan fungsional lain.
“Kalo dosen iya, karena ada sistem yang memaksa untuk menulis,” ujar pria yang menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Sulsel, ini.
“Sehingga kami mengambil jalan lebih soft, yaitu menciptakan sistem habituasi atau pembiasaan, menciptakan kebanggaan sebagai penulis, kebanggaan yang mendorong habitat akademik tercipta,” imbuhnya.
Selain itu diterapkan juga teori agency, dimana penulis Jurnal Pusaka dan Educandum bisa menjadi agen bagi orang-orang di sekitarnya untuk ikut menulis. Penulisan ilmiah tersebut tidak hanya menyasar pada guru atau dosen, namun para pejabat fungsional.
“Tahun depan kami harapkan ada juga penulis dari Sulawesi Tengah,” ujarnya. Kami berharap kelompok-kelompok ini (pejabat fungsional) harus bergerak untuk mendorong intelektualisme lingkup ASN Kementerian Agama karena memang punya mandat intelektual,” sambungnya.
Adapun reviewer yang dihadirkan dalam Coaching Clinic ini yakni Prof Dr. H.M. Hamdar Arriayah, M. Ag utusan PR Khazanah Keagamaan dan Peradaban BRIN, Dr. Hj. Misykat Malik Ibrahim utusan UIN Alauddin Makassar, dan Dr. Muhlis Hadrawi utusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Peserta berjumlah 51 orang, yang merupakan penulis terpilih yang terdiri atas pejabat fungsional, yakni peneliti, dosen, guru, widyaiswara, perencana, statistisi, arsiparis serta mahasiswa UIN Alauddin Makassar. (nr)