BLA MAKASSAR
Jl. AP PETTARANI NO 72A

Saprillah Ajak Civitas Akademika STAI DDI Maros Membumikan Moderasi Beragama

Kepala BLAM, Dr. H. Saprillah, M.Si saat membawakan materi dalam Kuliah Umum Moderasi Beragama yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah wal Irsyad (STAI DDI) Maros.

MAROS, BLAM — Kepala Balai Litbang Agama Makassar (BLAM), Saprillah, membawakan Kuliah Umum Moderasi Beragama dalam rangka mengawali proses perkuliahan tahun akademik 2022/2023 di Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah wal Irsyad (STAI DDI) Maros pada Senin (5/8). Kegiatan berlangsung di Aula Kampus STAI DDI Maros dengan estimasi kepesertaan kurang lebih 100 orang yang terdiri dari civitas akademika di lingkup STAI DDI Maros.

Ketua STAI DDI Maros, Muhammad Azmi, sangat mengapresiasi kegiatan kuliah umum yang dibawakan langsung oleh Kepala BLAM yang juga sekaligus instruktur nasional moderasi beragama ini.

“Kita ketahui bersama bahwa Darud Da’wah wal Irsyad ini adalah berfaham ahlu sunnah wal jama’ah, wasathiyah, dan addariyah. Mudah-mudahan kehadiran narasumber dalam kuliah umum ini dapat memberikan informasi dan edukasi yang sangat bermanfaat terkait moderasi beragama dan mudah-mudahan dapat hadir dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya,” ujar Muhammad Azmi.

Dalam kuliah umum yang dibawakannya, Saprillah mengulas tentang tasamuh, tawazun, dan tawasuth. Menurut Saprillah, tasamuh dalam istilahnya dapat diartikan sebagai sikap toleran dalam artian mengedepankan sikap yang toleran terhadap ragam budaya atau kebudayaan yang ada di Indonesia. Sementara tawazun yaitu sikap yang dapat menyeimbangkan diri seseorang pada saat memilih sesuatu sesuai kebutuhan, tanpa condong atau berat sebelah terhadap suatu hal tersebut. Adapun tawasuth, dijelaskan Saprillah, merupakan sikap sesorang yang moderat atau berada di tengah-tengah, tidak terlalu bebas juga tidak keras dalam berprinsip, sehingga sikap ini yang mudah diterima oleh seluruh lapisan yang ada pada masyarakat.

“Toleransi pada dasarnya bersedia berbagi tempat yang sempit untuk bareng-bareng bersama, untuk hidup bahagia bersama. Ruang nasionalisme ini adalah ruang bersama. Kita mayoritas, tentu saja. Namun, kemayoritasan kita tidak memberi mandat kepada kita untuk menyingkirkan non Muslim dari konteks nasionalisme,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Sulsel, ini.

Kepada seluruh civitas akademika STAI DDI Maros yang mengikuti Kuliah Umum Moderasi Beragama, Saprillah mengajak untuk membuat aliansi besar dalam membangun strategi kolektif membumikan moderasi beragama.

Kegiatan Kuliah Umum Moderasi beragama diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan kepada narasumber oleh Ketua Yayasan Ma’had DDI, H. Abdul Gani. (nr)

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *