BLA MAKASSAR
Jl. AP PETTARANI NO 72A

BLAM dan STAI DDI Maros Mantapkan Kerja Sama di Bidang Riset

Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama antara Balai Litbang Agama Makassar dan STAI DDI Maros. MoU ditandatangani oleh Kepala BLAM, Dr. H. Saprillah, M.Si dan Ketua STAI DDI Maros, Muhammad Azmi, S.Pd.I., M.Pd.I.

MAROS, BLAM — Balai Litbang Agama Makassar (BLAM) kembali melebarkan sayapnya untuk bekerjasama dengan lembaga lain. Bersama Sekolah Tinggi Agama Islam Darud Da’wah wal Irsyad (STAI DDI) Maros, BLAM sepakat mengadakan nota kesepahaman bersama dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan sumber daya manusia, dan pengembangan kelembagaan. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BLAM dan STAI DDI Maros berlangsung di Aula Seminar STAI DDI Maros, pada Senin (5/8), dihadiri oleh Ketua Yayasan Ma’had DDI, H. Abdul Gani, beserta segenap dosen dalam lingkup STAI DDI Maros.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua STAI DDI Maros, Muhammad Azmi. Dalam sambutannya, Muhammad Azmi menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung tentu untuk mengembangkan tri darma perguruan tinggi serta agar dosen memahami aspek penelitian. Menurutnya, banyak penelitian yang bisa dilakukan di Maros oleh karena itu diperlukan tambahan informasi tentang metodologi penelitian dengan pendekatan penelitian yang berbeda-beda.

“Berbicara tentang riset, itulah sebenarnya ruh dari perguruan tinggi. Ke depan kita akan fokus pada pengembangan riset secara kolaboratif dan kerjasama dan peluang itu ada sebab banyak sekali peluang yang bisa kita raih dengan pendekatan riset-riset atau penelitian,” ujar Muhamamd Azmi.

Penandatangan MoU juga dirangkaikan dengan Diskusi Riset dengan narasumber Kepala BLAM, Saprillah. Dalam kesempatan tersebut, Saprillah membawakan materi tentang metode riset dengan pendekatan etnografi mulai dari sudut pandang ahli, emik (native point of view), etika sosial, makna, deskripsi, langkah membuat penelitian, informan hingga pengumpulan data dan contoh-contoh penelitian etnografi dan sejarah.

Menurut Saprillah, etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas.

“Mengapa saya suka etnografi, karena tidak hanya mempelajari masyarakat tetapi juga belajar dari masyarakat,” ujar Saprillah saat membawakan materi dalam diskusi riset.

Penelitian etnografi merupakan genre penelitian kualitatif yang dikembangkan dari metodologi antropologi. Penelitian ini menyelidiki masyarakat dan budaya dengan pengujian manusia, interpersonal, sosial dan budaya dalam segala kerumitannya. (nr)

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *