BALIKPAPAN, BLAM – Setelah sukses menggelar coaching clinic Jurnal Pusaka di Kota Minyak, Balikpapan, Balai Litbang Agama Makassar (BLAM), kembali menggelar coaching clinic, kali ini untuk Jurnal Educandum Volume 8 Edisi 1 Tahun 2022. Kegiatan ini digelar selama dua hari, 5-6 Juli, di Hotel Grand Jatra, Balikpapan.
Kegiatan ini dihadiri oleh tim penulis terpilih dari kalangan dosen, peneliti, guru, dan JFT lainnya dari beberapa satuan kerja Kementerian Agama serta instansi lainnya, di antaranya: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Universitas Muslim Indonesia (UMI), PR Masyarakat dan Budaya BRIN, PR Pendidikan BRIN, Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggrara, Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, BDK Makassar, BDK Ambon, Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ), Balai Litbang Agama Semarang (BLAS), Kemenag Kota Samarinda, KUA Kec. Bungi Baubau, SMA Kartika Makassar, SMK Kartika XX-1 Makassar, MTsN Samarinda, MTsN 1 Makassar, serta peserta internal dari BLAM.
Didampingi Kasubbag Tata Usaha BLAM, Andi Isra Rani, Kepala BLAM, Dr. Saprillah, juga menghadiri sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Saprillah memberikan apresiasi yang tinggi bagi seluruh peserta dan panitia atas terselenggaranya kegiatan coaching clinic ini.
Menurut Saprillah, empat jurnal yang diterbitkan di BLAM (Educandum, Pusaka Mimikri, dan Al Qalam) merupakan sarana untuk memicu dan memacu kompetisi dan kreatifitas dalam menulis, terutama untuk ASN Kemenag.
“Kita dihadapkan pada satu gerakan media sosial yang begitu cepat sehingga nyaris yang kita perbincangkan kadang-kadang dalam satu bulan sudah menjadi out of date,” ujar Saprillah.
“Nah itu tantangannya,” lanjut Saprillah, “Kita membutuhkan kecepatan, kemampuan untuk membaca situasi, untuk mengeksplorasi situasi itu menjadi satu analisis, sehingga ketika orang membacanya menjadi ada sesuatu yang didapatkan dari hasil kajian kita,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Sulsel, ini.
Lebih lanjut Saprillah juga menjelaskan bahwa selain untuk mengup kapasitas, menulis bagi ASN bisa dijadikan etalase bagi dunia luar memandang serta mengetahui basis historis dan budaya Indonesia.
“Itulah gunanya tulisan-tulisan dihadirkan ke dunia luar, supaya orang luar tahu platform berfikir kita seperti ini, kebudayaan kita seperti ini, pendidikan yang kita punya seperti ini, sehingga ada ruang transaksional dan itu bisa dimanfaatkan sebagai ruang untuk mendorong kreatifitas,” ujar pria kelahiran Cappasolo, ini.
Hari pertama pelaksanaan coaching clinic juga diisi dengan review artikel oleh mitra bestari yakni Prof. Dr. H. M. Hamdar Arraiyah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Dr. H. Ilyas Ismail, M.Pd., M. Si dari UIN Alauddin Makassar. Review dilakukan dengan metode peer to peer antara penulis dengan mitra bestari dengan tujuan untuk memantapkan kajian substansi dan gaya selingkung penulisan artikel di Jurnal Educandum. (nr)D